There's No Such Thing as Too Much Good News!

02.09

waiting for a train
Beberapa minggu ini, akhir pekan saya selalu terisi dengan aktivitas yang sama, yaitu KONDANGAN. Kalau tidak salah, setidaknya ada setengah lusin teman saya yang menikah,. Empat di antaranya saya hadiri, sedangkan yang lain cuma bisa nitip karena faktor geografis dan ada jadwal yang bersamaan sehingga saya harus mengorbankan salah satunya. Beberapa teman lain dikaruniai momongan. Saya sempatkan untuk datang kepada 3 orang sahabat untuk memberikan selamat dan menengok dedek-dedek lucu mereka seraya berkata, "Welcome to this cruel world, hope you'll get used to it."

Kita mulai dari teman saya yang menikah. Sebut saja 'D'. Dari sekian banyak teman saya yang belum menikah, saya tidak menyangka kalau si D masuk ke daftar kondangan yang harus saya hadiri tahun ini. Soalnya di D ini termasuk playboy cap jempol tujuh yang seingat saya pernah pacaran dengan 3 orang wanita sekaligus, dan pernah juga punya selingkuhan yang tinggalnya masih 1 gang dengan rumah pacarnya kala itu (duh sory pak, aibmu ku ungkapkan :D, gapapa lah ya, kan pake inisial :P). Tidak terbersit sedikitpun pemikiran dalam benak saya bahwa dia memutuskan untuk berkomitmen dalam waktu dekat setelah sebelumnya dia juga mengambil suatu keputusan yang mencengangkan (yang tidak bisa saya tuliskan di sini). Saya sempat hadir pada prosesi akad nikahnya. Tidak ada keraguan ketika dia melafalkan ijab qabul. Penuh percaya diri malah. Memang seperti itulah D yang saya kenal, setiap keputusan yang dia ambil selalu dilakukan dengan percaya diri. Malah saya yang deg-degan plus gemeteran megangin kamera.

Kemudian ada Aryo dan Nia. Dua-duanya sahabat saya. Mereka menikah setelah menjalani fase pacaran yang tidak terlalu lama, sangat singkat malah. Bisa dibilang saya ikut mengamati bagaimana proses terjadinya #niaXaryo ini. Kisah dimulai ketika saya (yang gelisah dengan hubungan romansa yang tidak jelas) dan Nia (yang galau dengan LDRnya yang juga tidak tahu mau dibawa kemana) saling berkonsultasi dan menguatkan di '4½'. Tiba-tiba Aryo (yang sepertinya juga galau setelah menjomblo beberapa waktu) ikut nimbrung dalam sesi curhat tersebut. Semenjak itu kami sering jalan bersama. Alhamdulillahnya benih-benih asmara tumbuh dan mekar diantara mereka dan berakhir di pelaminan 10 September yang lalu . Kalo saja waktu itu ada satu lagi cewek galau yang ikut nimbrung, niscaya saya juga ikut nyebar undangan #dibalangsendal. 

Lanjut ke teman saya yang punya anak. Saya disambut dengan wajah lelah ketika datang mengunjungi mereka. Ya wajarlah, ortu newborn baby dituntut untuk senantiasa begadang, dan begadangnya tidak bisa dijadwal seperti halnya ngebut ngerjain skripsi. Tapi ada kebanggan dibalik rasa lelah itu. Anak, dan keluarga memang mampu menjadi sumber energi tak terbatas untuk senantiasa tersenyum dan bersyukur. Saya saja merasa bahagia ketika melihat anak-anak itu. Mungkin saya akan lebih bahagia kalau melihat anak dari calon mertua saya #hakdes. Yang kampret adalah si Komeng -salah satu teman yang saya jagongbayeni-, yang kebetulan anaknya cewek. Ketika dia tahu saya menyandang status singel, dia dengan baik hati biadabnya berkata, "wis gek entenono anakku wae go." Kan kampret. Satu lagi si Kuntet yang mengatakan kalau punya anak itu seperti maen tamagochi tapi notifikasinya tidak jelas, mana notif kalau lagi laper, mana notif kalau lagi pup. Memang dua teman saya itu rada-rada gak beres. Semoga anak-anak mereka ora turun bapakne!

Banyaknya kabar gembira yang datang ke saya akhir-akhir ini membuat saya teringat pada kata-kata Ted Mosby, salah satu karakter dalam salah satu serial favorit saya How I Met Your Mother,

"When your friends have great news you're happy for them for like a millisecond and then you start thinking about yourself."

Bukannya saya tidak senang dengan kabar gembira yang datang bertubi-tubi, bukan. Sungguh lahir batin kebahagiaan saya turut menyertai senyum dan tawa mereka. Saya ikut bahagia sampai ada yang nyeletuk, "kondangan mulu, kapan dikondangin?". Eh engga ding. Hanya saja seperti yang disampaikan oleh Mas Ted Mosby tadi, saya jadi kepikiran dengan diri saya sendiri, sampai di manakah saya? seberapa jauh pencapaian saya dibandingkan teman-teman lain? apakah saya jauh tertinggal? apakah jodoh saya sudah terlewat? (eh yang ini jangan ding). 

Memang semenjak hubungan asmara saya kandas beberapa waktu yang lalu, saya mulai berpikir ulang mengenai masalah komitmen dan kesiapan diri saya sendiri. Pada saat itu saya merasa begitu yakin dengan pasangan saya, sayangnya kami berbeda keyakinan. Namun ternyata keyakinan saja tidak cukup. Banyak sekali variabel yang membuat suatu hubungan dapat berjalan dengan baik. Mungkin pada waktu itu saya terlalu terburu-buru mengambil kesimpulan padahal data belum memadai. Kemudian saya menelaah kembali apa yang sebenarnya terjadi. Kemudian saya mencoba mengambil jarak dan  menyimak lingkungan di sekitar saya. Kemudian saya menyadari bahwa saya tidak sendiri. Ada banyak rekan-rekan yang juga masih mengantri, masih menunggu datangnya waktu yang tepat. Mereka menunggu pada loket masing-masing. Ada yang menunggu datangnya jodoh, menunggu hadirnya momongan, menunggu tibanya panggilan kerja, menunggu disahkannya perpres tukin dan menunggu lain sebagainya. Saya jadi teringat buku 'Time of Your Life' karangan Rando Kim Ahjussi yang saya baca beberapa waktu lalu. Dalam buku tersebut diungkapkan bahwa betapa banyak orang yang tergopoh-gopoh berupaya secepat mungkin mewujudkan impian mereka dan ketika impian tersebut tidak kunjung terwujud, mereka kemudian mulai merasa menyesal dan menyalahkan diri mereka di masa lalu serta pilihan-pilihan yang telah mereka ambil. Salah satu paragraf yang saya suka dari buku tersebut adalah sebagai berikut:

"Setiap bunga akan mekar ketika saatnya tiba; forsythia, kamelia, dan bunga-bunga lain. Bebungaan itu tahu kapan mereka akan mekar; tidak seperti kebanyakan dari kita yang selalu ingin mendahului yang lain. Apakah kamu merasa tertinggal dari teman-temanmu? Apakah kamu merasa telah menyia-nyiakan waktu sementara teman-temanmu mulai melangkah menuju kesuksesan? Jika kamu berpikir demikian, ingatlah bahwa kamu memiliki masa mekarmu sendiri, begitu juga dengan teman-temanmu. Musimmu belum datang. Namun, ia pasti akan datang ketika kuncupmu terbuka. Mungkin kuncup itu mekar lebih lama dari yang lain, tetapi ketika sampai pada waktunya, kamu akan mekar dengan begitu indah dan menawan seperti bebungaan lain yang telah mekar sebelum dirimu. Jadi, angkatlah kepalamu dan bersiaplah menyambut musimmu. Ingat, kamu begitu menakjubkan!"

atau juga potongan lirik lagu JKT48 - Boku no Sakura :

"Sesuatu yang telah diajarkan punggung. Bahwa semua orang berlari dengan tempo yang berbeda."

Mungkin kata-kata tersebut terdengar klise dan hanya seperti kata-kata penghiburan. Ya emang sih. Tetapi kata-kata itu ada benarnya. Pakde saya saja menikah setelah pensiun (tapi semoga saya gak usah nunggu sampe pensiun dulu deh ya). Daripada kita pusing dan dirisaukan oleh masa depan, lebih baik kita fokus pada apa yang bisa kita lakukan. Berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bahagia dan lebih pandai bersyukur. Mungkin saya bisa memulainya dengan belajar merajut, siapa tau laku dijual. Kemudian ada customer  yang nanya-nanya, kemudian ingin belajar merajut juga. Merajut kisah asmara dengan saya. Kemudian masuk instagramnya @drama.oshop #ditabokgayung. 

Akan tetapi perlu dipahami juga bahwa memperbaiki diri bukanlah perkara mudah. Seperti kisah yang diceritakan teman saya beberapa waktu yang lalu. Dia mulai untuk belajar untuk rutin menjalankan sholat 5 waktu. Tapi jamnya malah ilang ketika berwudhu #inibecanda #tapikejadiannyabeneran. Menjadi baik itu bukan tanpa halangan, tidak serta merta bermodalkan niat lalu semesta mendukung. Yang diperlukan adalah komitmen, istiqomah, konsisten. Seperti halnya yang saya lakukan ini -mengupdate blog yang udah lama banget tak tersentuh- ,yang mana merupakan salah satu upaya untuk lebih konsisten dalam menulis #aamiin. Pokoknya fokus pada apa yang bisa anda lakukan sekarang untuk mencapai impian, selalu turuti apa yang diperintahkan upline atau leader anda, jangan  dengarkan kata-kata negatif dari orang di sekitar anda dan tanpa anda sadari kesuksesan ada di depan mata. Salam dahsyattttt!!!! Eh salah, pokoknya ya gitu deh. Jangan lupa bahagia, dan ingat kata-kata mbak Jess Glynne, don't be so hard on yourself!   

"You're waiting for a train. A train that will take you far away. You know where you hope this train will take you, but you don't know for sure. Yet it doesn't matter, because we'll be together."
-Mal (Inception)-

You Might Also Like

0 komentar

INSTGR!